BIOGRAFI SYEKH YASIN ATTARI SANG PENDIRI DAWATEISLAMI CABANG INDONESIA

Syekh Yasin Attari adalah salah satu ulama dari Pakistan yang sekarang sedang mengabdi untuk membangun pendidikan ummat Rasullullah di Indonesia melalui Yayasan Dakwate Islami Indonesia Internasional.

Nama lengkap beliau adalah Syekh Muhammad Yasin bin Haji Akbar Din, beliau beraqidah Ahlussunnah Waljama’ah, Asy’ariyah, Maturidiyah, dan bertariqah Qadiriyah. Guru dan mursyid beliau adalah Amire Ahlussunnah Mursyid Tariqah Abu Bilal Syekh Muhammad Ilyas Attar Qadiri (Pendiri Dawateislami Pusat).

Pada tahun 1996 beliau mengenal Dawateislami dan mulai belajar ilmu Agama. Dengan kegigihan menuntut ilmu sekarang Syekh Yasin dikenal dengan mahirnya beliau dalam Fan Ilmu Al-Qur’an, Hadist, Bahasa Arab, Mantiq, dan Fiqh Hanafi.

Beliau dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1979 di Karachi Pakistan, bersekolah di Madrasah Happy Way (Setingkat SMP) pada 1990-1992, dan melanjutkan sekolah di Kuliah Sindh Muslim Science (Setingkat SMA) 1993-1995. Melanjutkan ke Universitas Islamiah Arts dan Pesantren Jamiatul Madinah, di sana beliau mengkhatamkan banyak kitab Hadist dan Fiqh hingga meraih gelar sarjana dan MA pada tahun 1998-2005.

2002 adalah tahun Allah mulai mengangkat derajat Syekh Yasin dengan mendapatkan hadiah bisa menunaikan ibadah haji dengan Amire Ahlussunnah. Sebagaimana sudah masyhur di lingkungan Dawateislami bahwa berangkat Ke Haramain bersama Sang Mursyid adalah hadiah yang ditunggu-tunggu oleh 40 juta lebih anggota Dawateislami di seluruh dunia.

Tak Hanya Haji beliau juga menikah dengan Ustazah Ummi Hani Attariyah yang diakad nikahkan langsung oleh Amireahlussunah sampai sekarang beliau sudah dikarunia 4 orang anak (Jami Ridha, Sa’di, Ja’far dan Gausiah).

Setelah menikah beliau mulai di tugaskan ke luar negeri, pada 2005 beliau diutus ke Yaman untuk mengajar dan belajar Mazhab Syafi’i bersama Habib Umar bin Hafidh di Darul Mustafha serta mengisi kajian di berbagai Mesjid Hadramaut.

Setelah selesai berdakwah di bumi seribu wali (Tarim Hadramaut Yaman) beliau kembali diutus untuk mengajar di Oman dan Dubai UEA pada tahun 2009-2012, dengan pulang pergi Oman-Dubai seminggu sekali, seminggu di Oman dan seminggu di Dubai hingga 45 kali pulang pergi dengan mobil. Di Dubai Syekh Yasin merupakan salah satu anggota dari Majelis Kegiatan Dawateislami Dubai, UEA.

Beliau juga melaksanakan Madani Kafilah untuk berdakwah seperti berdakwah ke Bahrain pada tahun 2010 dan Hijaz Muqaddas (KSA), Safari Dakwah ke Srilangka & Suriah. Tak cukup dengan segudang ilmu yang telah beliau pelajari baik Mazhab Hanafi dan Syafi’i beliau kembali melanjutkan istifadah Mazhab Maliki sambil berdakwah di Sudan pada tahun 2012.

Ketika Syekh Yasin kembali ke Pakistan beliau pernah menjadi Pimpinan Jurusan bahasa Arab di Jamiatul Madinah Faisalabad, diangkat menjadi Penanggung Jawab Departemen Amal Shaleh untuk Kota Karachi, dan memimpinan Dawateislami untuk satu Kecamatan Kota Karachi, tak hanya itu beliau juga aktif menjadi Khatib dan Imam di berbagai Masjid, dan mengisi kajian ilmu Agama di TV (Madani Channel) dengan Bahasa Arab dan Urdu yang disiarkan di berbagai negara.

Dengan semangat dakwahnya, dan dengan lemah lembut, masyarakat dan para pelajar mulai mengenal beliau dengan panggilan yang masyhur di Pakistan Ustadz Ghulam Yasin Attari, hingga akhirnya Syekh Yasin dijadikan Pimpinan Pesantren Jamiatul Madinah Pusat Dawateislami Karachi. (Pemerintah Pakistan telah menyetarakan ijazah Jami’ah ini setara dengan ijazah MA).

Setelah mumpuni dengan ilmu yang mutqin dan pengalaman menjalankan Dawateislami di berbagai negeri pada tahun 2015 beliau diutus ke Indonesia dan mendirikan Dawateislami Cabang Indonesia. Beliau datang pertama ke Indonesia hanya untuk ziarah ulama-ulama Nusantara dan kembali ke Pakistan bersama Anggota Dewan Syura, setelah istikharah beliau kembali diutus bersama keluarganya untuk berkhidmah di Indonesia.

Anggota Dewan Syura Dawateislami seperti Syekh Imran Attari, Syekh Abdul Habib, dan Anggota Syura lainnya (Ulama Sepuh Dawateislami) juga sangat mengfokuskan ke negeri yang mempunyai lebih dari 280 juta penduduk ini (Indonesia).

Ulama-Ulama Pakistan Seperti Syekh Abdul Habib disambut baik oleh Ulama dan kaum Muslimin di Indonesia, buktinya bisa dilihat dengan banyaknya ulama mengundang dan menyambut Masyaikh Dawateislami di kajian mereka.

Tokoh lain yang sangat membantu perjuangan Dawateislami Indonesia dan menjadi teman akrab dalam perjuangan dakwah ini adalah Syekh Husen Attari, beliau mengambil pengaruh yang sangat besar dalam pendirian Dawateislami Indonesia, benar-benar mengikuti Sayyiduna Usman bin Affan رضي الله عنه berdakwah dengan ilmu, harta dan tenaga, di Indonesia beliau membantu banyak Dawateislami dengan harta yang beliau miliki bahkan kantor perusahaan beliau dihibahkan untuk dipakai menjadi Darussunnah (Kantor Dawateislami) pertama di Indonesia.

Tahun-tahun pertama Syekh Yasin dan Syekh Husen mulai menyebarkan cahaya hidayah ke masyarakat Tangerang, tepatnya sekitaran Cipondoh, dengan mengisi kajian-kajian di Mesjid dan pesantren menggunakan bahasa Arab dan diterjemahkan oleh Ustazd Taslim L.c dan K.H Abu Ayyas Ni’matullah An-Nawawy L.c. dalam hal berbahasa Syekh Yasin bisa berbicara bahasa Indonesia hanya dalam waktu 6 bulan dan ini adalah bahasa yang ke-6 yang beliau kuasai.

Tidak hanya Tangerang mereka juga Safari Dakwah ke berbagai kota di pulau Jawa dan luar Jawa seperti Nusa Tenggara Barat dan Aceh, selain berceramah mereka juga meminta masukan dan dukungan dari ulama-ulama dan pemerintah daerah yang mereka kunjungi. Dan hasilnya banyak tuduhan dan fitnah yang mengatakan mereka sesat terbantahkan dengan pembelaan dari ratusan ulama Indonesia yang sudah melihat dan menelusuri langsung manhaj Dawateislami.

Hingga akhirnya pada tahun 2019 belasan santri Darussunnah di berangkatkan ke Pakistan untuk belajar dakwah, setelah anggota Dawateislami kembali dari Pakistan, Dawateislami Indonesia mendapatkan izin resmi dari pemerintah dengan nama salah satu departemen Dawateislami (Yayasan Madrasatul Madinah Indonesia).

Pada tahun itu hanya ada 2 Darussunnah (Ikhwan dan Akhawat) yang ada di Indonesia. Dan pada bulan Agustus 2020 cabang Dawateislami mulai di buka resmi di Aceh. Sebelumnya pada akhir 2019 Syekh Yasin berdakwah keliling Aceh dan hampir 11.500 lebih santri, ulama, umara dan masyarakat mengambil Sanad Qadiriyah Attariyah melalui perantara syekh Yasin.

Hingga saat ini beliau masih memimpin Dawateislami Indonesia & Asisten untuk Pimpinan Brunei dan Malaysia dan mengasuh 8 Darussunnah di berbagai provinsi Indonesia, mendirikan Pesantren Tahfizd Madrasatul Madinah di Banda Aceh dan Pesantren Jamiatul Madinah di Aceh Besar.

Selama beliau berdakwah di Indonesia Syekh Yasin adalah salah satu sebab hidayah untuk para ummat Rasulullah yang berhijrah, mendidik puluhan santri, membiayai para santri dengan gratis, membangun dan merenovasi masjid dan mushalla masyarakat yang membutuhkan, dan membantu ribuan faqir miskin dengan program FGRF Dawateislami.

Penulis: Muhammad Syarif (Mahasiswa Universitas Al-Ahgaf Tarim Yaman).